ALJABAR
Pengertian Aljabar
Aljabar berasal dari Bahasa Arab “al- jabr” yang berarti
“pertemuan”, “hubungan” atau “perampungan”) adalah cabang matematika yang dapat
dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga
merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah
bidang. Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan
dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini, dalam aljabar digunakan simbol
(biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai
sarana penyederhanaan dan alat bantu
memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan y
bilangan yang ingin diketahui.
Ø
Macam
– Macam bentuk aljabar
Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam kategori berikut ini:
1. Aljabar Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada
bilangan riil direkam dalam simbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan
yang membangun ekspresi dan persamaan Matematika yang melibatkan simbol-simbol.
Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang
diajarkan pada siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun selain
daripada Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, dimana bilangan
dan operasi Aritmatika (seperti +, −, ×, †) muncul juga dalam Aljabar, tetapi
disini bilangan seringkali hanya dinotasikan dengan simbol (seperti a, x, y).
Hal ini sangat penting sebab: Hal ini mengijinkan kita menurunkan rumus umum
dari aturan Aritmatika (seperti a + b = b + a untuk semua a dan b), dan
selanjutnya merupakan langkah pertama untuk penelusuran yang sistematik
terhadap sifat-sifat sistem bilangan riil.
Dengan menggunakan simbol, alih-alih menggunakan bilangan secara
langsung, mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang mengandung
variabel yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah bilangan x yang memenuhi
persamaan 3x + 1 = 10”). Hal ini juga mengijinkan kita untuk membuat relasi
fungsional dari rumus-rumus matematika tersebut (sebagai contoh “Jika anda
menjual x tiket, dan kemudian anda mendapat untung 3x - 10 rupiah, dapat
dituliskan sebagai f(x) = 3x - 10, dimana f adalah fungsi, dan x adalah
bilangan dimana fungsi f bekerja”).
2. Aljabar Abstrak,
kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang mempelajari Struktur Aljabar semacam
Grup, Ring dan Medan (fields) yang didefinisikan dan diajarkan secara
aksiomatis.
3. Aljabar Linier, yang
mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor (termasuk Matriks).
4. Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari
semua Struktur aljabar. Dalam studi
Aljabar lanjut, sistem aljabar aksiomatis semacam Grup, Ring, Medan dan Aljabar
di atas sebuah Medan (algebras over a field) dipelajari bersama dengan telaah
Struktur Geometri Natural yang
kompatibel dengan Struktur Aljabar tersebut dalam bidang Topologi.
5. Aljabar Komputer, pada bagian ini penggunaan aljabar akan
terintegrasi dalam pengumpulan simbolik objek matematika serta bagaimana
memanipulatif simbol tersebut.
Ø Istilah – istilah yang perlu di
fahami dalam bentuk aljabar
Istilah
– istilah ini merupakan unsur – unsur yang terdapat dalam bentuk aljabar ,
unsur – unsur tersebut adalah :
1.
Variabel disebut juga dengan peubah , yang memiliki p engertian
lambang pengganti bilangan yang belum di ketahui . Contoh variabel : x , y , a
, b , xy
2.
Koefisien yaitu angka yang terdapat di depan variabel .
contoh
: x+3 = koefisiennya adalah 1 , 3x+5 = koefisiennya adalah 3
3.
Konstanta ,yaitu suku dari suatu bentuk aljabar yang berdiri sendiri
contoh
: 4x + 5y + 6 , maka konstanta dari bentuk aljabar tersebut adalah 6
4.
Suku , yaitu nilai yang menyusun suatu bentuk aljabar yang berupa
variabel , koefisien ataupun konstanta.
Asal Usul atau
Sejarah Aljabar
Asal mula Aljabar dapat ditelusuri
berasal dari bangsa Babilonia Kuno yang mengembangkan sistem aritmatika yang
cukup rumit, dengan hal ini mereka mampu menghitung dalam cara yang mirip
dengan aljabar sekarang ini. Dengan menggunakan sistem ini, mereka mampu
mengaplikasikan rumus dan menghitung solusi untuk nilai yang tak diketahui
untuk kelas masalah yang biasanya dipecahkan dengan menggunakan persamaan Linier, Persamaan Kuadrat dan
Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir, dan kebanyakan bangsa
India, Yunani, serta Cina dalam milenium pertama sebelum masehi, biasanya masih menggunakan metode geometri
untuk memecahkan persamaan seperti ini, misalnya seperti yang disebutkan dalam
“the Rhind Mathematical Papyrus‟ ,”Sulba Sutras‟, “Euclids Elements‟, dan “The
Nine Chapters on the Mathematical Art‟. Hasil karya bangsa Yunani dalam
Geometri, yang tertulis dalam kitab Elemen, menyediakan kerangka berpikir untuk
menggeneralisasi formula matematika di luar solusi khusus dari suatu
permasalahan tertentu ke dalam sistem yang lebih umum untuk menyatakan dan
memecahkan persamaan, yaitu kerangka berpikir logika Deduksi.
Sekitar tahun 300 S.M seorang
sarjana Yunani kuno Euclid menulis buku yang
berjudul "Elements" Dalam buku itu ia mencantumkan beberapa
rumus aljabar yang benar untuk semua bilangan yang ia kembangkan dengan mempelajari
bentuk-bentuk geometris. Perlu diketahui, orang-orang Yunani kuno menuliskan
permasalahan-permasalahan secara lengkap jika mareka tidak dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan tersebut dengan menggunakan geometri. Metode inilah
yang kemudian menjadikan kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang mendetail
menjadi terbatasi.
Seiring dengan perkembangan zaman,
Pada abad ke-3, Diophantus of Alexandria (250 M) menulis sebuah buku berjudul
Aritmetika, dimana ia menggunakan simbol-simbol untuk bilangan-bilangan yang tidak diketahui dan
untuk operasi-operasi seperti penambahan dan
pengurangan. Sistemnya tidak sepenuhnya dalam bentuk simbol, tetapi berada
diantara sistem Euclid dan apa yang digunakan sekarang ini.Lambat laun bangsa
Arab mulai mengenal teori yang dimiliki negara jajahan tersebut.
Kemudian munculah tokoh yang
sekarang ini dianggap sebagai penemu teori Aljabar, dialah Al-Khawarizmi,
seorang muslim keturunan Usbekistan dan lahir pada tahun 780 masehi atau 194
Hijriah menurut kalender islam. Dibidan pendidikan, telah dibuktikan bahwa
ialah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan kemahiran
al-Khawarizmi bukan hanya meliputi
bidang syariat tetapi juga dalam bidang falsafah, logika, aritmetik, geometri,
musik, sastra, sejarah Islam dan ilmu kimia. Keahlian dirinya pada ilmu
matematika telah membawa dirinya menciptakan pemakaian Secans dan Tangens dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda ia telah bekerja di
bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, daerah Bayt al-Hikmah di Baghdad.
al-Khawarizmi bekerja dalam sebuah observatory atau tempat ilmu matematik dan
astronomi yang ia gali lebih dalam. Al-Khawarizmi juga dipercayai memimpin perpustakaan
khalifah.
Matematikawan Yunani di jaman
Hellenisme, Diophantus, secara tradisional dikenal sebagai “Bapak Aljabar‟,
walaupun sampai sekarang masih diperdebatkan siapa sebenarnya yang berhak atas sebutan tersebut Al-Khwarizmi
atau Diophantus?. Mereka yang mendukung Al-Khwarizmi menunjukkan fakta bahwa
hasil karyanya pada prinsip reduksi masih digunakan sampai sekarang ini dan ia
juga memberikan penjelasan yang rinci mengenai pemecahan persamaan kuadratik. Sedangkan mereka yang
mendukung Diophantus menunjukkan Aljabar ditemukan dalam Al-Jabr adalah masih
sangat elementer dibandingkan Aljabar yang ditemukan dalam “Arithmetica‟, karya
Diophantus. Matematikawan Persia yang lain, Omar Khayyam, membangun Aljabar
Geometri dan menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik. Matematikawan
India Mahavira dan Bhaskara, serta Matematikawan Cina, Zhu Shijie, berhasil
memecahkan berbagai macam persamaan kubik, kuartik, kuintik dan polinom tingkat
tinggi lainnya.
Peristiwa lain yang penting adalah
perkembangan lebih lanjut dari aljabar, terjadi pada pertengahan abad ke-16. Ide tentang
determinan yang dikembangkan oleh Matematikawan Jepang Kowa Seki di abad 17,
diikuti oleh Gottfried Leibniz sepuluh tahun kemudian, dengan tujuan untuk
memecahkan Sistem Persamaan Linier secara simultan dengan menggunakan Matriks.
Gabriel Cramer juga menyumbangkan hasil karyanya tentang Matriks dan Determinan
di abad ke-18. Aljabar Abstrak dikembangkan pada abad ke-19, mula-mula berfokus
pada teori Galois dan pada masalah keterkonstruksian (constructibility).
2.3 Tokoh-tokoh Dalam Mengembangkan Aljabar
a.
Muhammad
Ibn Musa Al-Khawarizmi, Ia adalah yang pertama kali yang mencetus Al-Jabar
dalam bukunya dengan judul “Al-kitab al-jabr wal-Muqabala” kitab ini merupakan
karya yang sangat monumental pada abad ke-9 M. ia merupakan seorang ahli
matematika dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di
Khawarizm, Uzbeikistan.
b.
Al-Qalasadi
dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus
Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak mengenal
simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi merupakan salah
seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar.
Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu
al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi
memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari
alphabet Arab.
Ia
menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti
“kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”.
Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian (/).
c.
Nikolai
Ivanovich Lobachevsky (1 Desember 1792 – 24 Februari 1856) adalah matematikawan
Rusia. Ia dikenal sebagai orang yang mengembangkan geometri non-euclides
(independen dari hasil karya Janos Bolyai) yang diumumkan pada 23 Februari
1826, serta metode menghampiri akar persamaan aljabar yang dikenal dengan nama
Metode Dandelin – Graffe.
d.
Sharaf
al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī (1135-1213) adalah
matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-Din mengajar berbagai
topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan, tabel
astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan
metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri
akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode ini telah digunakan oleh para
matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari sebuah bilangan
bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang menerapkan metode ini untuk
memecahkan persamaan umum jenis ini. Dalam Al-Mu'adalat(Tentang Persamaan),
al-Tusi menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan yang
pertama kali menemukan turunan
polinomial kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial.
e.
Omar
Khayyam, ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun Aljabar Geometri dan
menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik.
f.
Kowa
Seki ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, ia mengambangkan tentang
determinan.
Cara Pengoperasian Bentuk Aljabar
Operasi hitung bentuk aljabar dapat berupa perkalian satu suku
dengan dua suku, perkalian dua suku dengan dua suku dua, pembagian bentuk
aljabar, dan perpangkatan bentuk aljabar. Sebelum memahami lebih jauh tentang
operasi hitung bentuk aljabar, perlu dipahami tiga sifat berikut.
1)
Sifat
Komutatif
·
a +
b = b + a, dengan a dan b \in R (bilangan riil)
2)
Sifat
Asosiatif
·
(a +
b) + c = a + (b + c) dengan a, b, dan c \in R (bilangan riil)
3)
Sifat
Distributif
·
a(b
+ c) = ab + ac, dengan a, b, dan c \in R (bilangan riil)
Ketiga sifat di atas memeiliki peranan penting dalam memahami
konsep faktorisasi bentuk Aljabar. Sebelum belajar mengenai pemfaktoran bentuk
aljabar, perlu dipahami operasi hitung bentuk Aljabar terlebih yang terdiri
atas penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan
pembagian, dan perpangkatan yang akan dibahas di bawah ini.
Ø
Penjumlahan
dan Pengurangan
Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan suku aljabar dilakukan
dengan cara menjumlahkan atau mengrurangi koefisien antara suku-suku yang
sejenis. Perhatikan contoh berikut ini!
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut
ini!
a. 4x + y – 2x
b. 3a2b – 5ab - 2a2b
Penyelesaian:
a. 4x + y – 2x = 4x - 2x + y
= 2x + y
b. 3a2b – 5ab - 2a2b = 3a2b - 2a2b - 5ab
= a2b - 5ab
a. 4x + y – 2x = 4x - 2x + y
= 2x + y
b. 3a2b – 5ab - 2a2b = 3a2b - 2a2b - 5ab
= a2b - 5ab
Selain dengan cara di atas, penjumlahan dan pengurangan pada suku
satu, suku dua, atau suku banyak dapat dihitung dengan cara bersusun ke bawah.
Perhatikan contoh berikut ini!
Ø Perkalian
Pada
bentuk-bentuk aljabar berlaku sifat-sifat penjumlahan dan perkalian seperti
pada bilangan bulat. Beberapa sifat tersebut antara lain:
- Sifat komutatif penjumlahan,
yaitu a + b = b + a
- Sifat asosiatif penjumlahan,
yaitu a + (b + c) = (a + b) + c
- Sifat komutatif perkalian,
yaitu a × b = b × a
- Sifat asosiatif perkalian,
yaitu a × (b × c) = (a × b) × c
- Sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan, yaitu: a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)
Pada perkalian antarsuku aljabar, kita dapat menggunakan sifat distributif sebagai konsep dasarnya. Pada bahasan ini akan dipelajari mengenai perkalian suku satu dengan suku dua atau dengan suku banyak dan perkalian antara suku dua dengan suku dua.
a.
Perkalian
Suku Satu dengan Suku Dua atau Suku Banyak
Berikut
ini disajikan beberapa contoh perkalian suku satu, baik perkalian dengan suku
dua atau dengan suku banyak.
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut ini!
a. 4x (x - 2y)
b. 8a (3ab - 2ab2 - 8ab)
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut ini!
a. 4x (x - 2y)
b. 8a (3ab - 2ab2 - 8ab)
Penyelesaian:
Gunakan sifat distributif untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
a. 4x (x – 2y) = (4x . x) – (4x (2y))
= 4x2 – 8xy
b. 8a (3ab – 2ab2 – 8ab)
Gunakan sifat distributif untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
a. 4x (x – 2y) = (4x . x) – (4x (2y))
= 4x2 – 8xy
b. 8a (3ab – 2ab2 – 8ab)
- = 8a ((3ab
– 8ab) – 2ab2)
- = 8a
((-5ab) – 2ab
- = (8a x
(-5ab)) - (8a . 2ab2)
- = -40a2b
– 16a2b2 (bagi dengan –8)
- = 5a2b + 2a2b2
a.
Perkalian Suku Dua dengan
Suku Dua
Masih sama dengan perkalian
sebelumnya, penyelesaian perkalian suku dua atau binomial tetap menggunakan
konsep dasar sifat distributif.Misalkan kita mempunyai suku dua (binomial) yang
berbentuk (a + b) dan (c + d). Langkah-langkah penyelesaian yang harus
dilakukan adalah seperti terlihat pada gambar berikut.
Jadi
(a + b)(c + d) = (ac + bc) + (ad + bd)
Perkalian suku dua dengan suku dua merupakan bentuk perkalian
antara suku dua dengan dirinya sendiri atau dapat pula diartikan sebagai
pengkuadratan suku dua. Misalkan kita mempunyai suku dua (x+y), maka
langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
Tentukan
hasil kali dari (x + 2)2, kemudian sederhanakan!
Penyelesaian:
(x + 2)2 = (x + 2)(x + 2)
Penyelesaian:
(x + 2)2 = (x + 2)(x + 2)
= x2 + 2x + 2x + 2 × 2
= x2 + 2(2x) + 4
= x2 + 4x + 4
Jadi (x + 2)2 = x2 + 4x + 4
Jadi (x + 2)2 = x2 + 4x + 4
Ø
Pembagian
Operasi hitung dalam pembagian bentuk aljabar ,
yaitu sama halnya dengan pembagian bentuk bilangan bulat . Dalam bentuk
bilangan bulat , untuk menyelesaikan suatu permasalahan pembagian bentuk aljbar
maka langkah pertama harus mengetahui faktor persekutuan dari bentuk aljabar
tersebut
Contoh
:
Bentuk
pembagian aljabar :
an : a = an/a
= n
keterangan :
Dalam pembagian bentuk aljabar , langkah
pertama yaitu merubah menjadi bentuk pecahan dimana penyebutnya adalah
pembaginya .
Setelah mengubah menjadi bentuk pecahan maka
selanjutnya adalah menentukan faktor persekutuan dari kedua bentuk aljabar
tersebut .
Untuk memudahkan dalam mempelajari operasi
hitung dalam pembagian bentuk aljabar , perhatikan contoh soal dibawah ini :
a. Tentukan hasil pembagian dari bentuk –
bentuk aljabar berikut :
- 2x : 2
- 24x2 y + 12 xy2 : 4xy
Jawab :
1.) 2x : 2 = 2x
/ 2
= x
2.) 24x2 y + 12 xy2 : 4xy
Cara 1
24x2 y + 12 xy2 /
4xy
= 24x2 y /
4xy + 12xy2 / 4xy
= 6x + 3y
Cara
2
= 4xy ( 6x + 3y ) / 4xy
= 4xy ( 6x + 3y ) / 4xy
= 6x + 3y
Ø
Perpangkatan
( a + b )n = ( a + b )
x ( a + b ) x ( a + b ) , . . . x ( a + b )
Dengan ( a + b ) sebanyak nSebelum Mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan perpangkatan bentuk aljabar , maka yang perlu diperhatikan yaitu :
- abn berbeda dengan (ab )n
Dalam
bentuk abn maka yang dipangkatkan n hanya
b nya saja , namun pada bentuk (ab)n maka
yang dipangkatkan n semuanya , yaitu (ab)
Contoh
:
(
2a )2 = ( 2a )( 2a ) = 4a2
Sedangkan
2a2
= 2 x a x a = 2a2
- ( -ab )n berbeda dengan – (ab
)n
Dalam
bentuk ( -ab )n ,maka yang dipangkatkan n adalah
( -ab ) . Sedangkan dalam bentuk – (ab )n
yang dipangkatkan n adalah ab.
Cara
menyelesaikan Perpangkatan Aljabar
Apabila
suatu bilangan aljabar berpangkat 2 maka masih mudah dalam mengerjakannya namun
bagaimana cara untuk mengerjakan atau menyelesaikan perpangkatan aljabar yag
pangkatnya lebih dari 2 ?
Sebelum
mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan perpangkatan aljabar yang lebih
dari dua , kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai segitiga pascal .
Mengapa demikian ? Karena dalam penyelesaian perpangkatan aljabar segitiga
pascal sangat membantunya .
Perhatikan segitiga pascal berikut ini :
Cara
penggunaan segitiga pascal dalam penyelesaian perpangkatan aljabar:
(
a + b )0 = 1
(
a + b )1 = a + b
(
a + b )2 = a2 + 2ab + b2
(
a + b )3 = a3 + 3a2b +
3ab2 + b3
(
a + b )4 = a4 + 4a3b +
6a2b2 + 4ab3 + b4
(
a + b )5 = a5 + 5a4b +
10a3 b2 + 10a2b3 +
5ab4 + b5
Contoh
Soal :
- ( -2x )2 = (
-2x ) x ( -2x )
=
4x²
2. ( x + 2y)2 = x2
+ 2(2xy) + 2xy2
= x2
+ 4xy + 2xy2
3. ( x + 2 )3 = x3
+ 3x22 + 3×22 + 23
= x3 +
6x2 + 12x + 8
Tips dalam menyelesaikan
perpangkatan aljabar :
a.
Memahami bentuk perpangkatan .
b.
Memahami pola dalam segitiga pascal , ( a+b )n
c.
Mensubstitusikan dari bentuk perpangkatan aljabar kedalam pola
segitiga pascal .
Pemfaktoran Dalam Bentuk Aljabar
Pemfaktoran bentuk aljabar adalah
menyatakan bentuk penjumlahan suku-suku ke dalam bentuk perkalian atau faktor.
1.
Hukum Distributif dan Faktor Persekutuan Aljabar
Masih
ingat dengan hukum distributif untuk bilangan a, b, c anggota bilangan real?
pada hukum distributif berlaku aturan.
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar
dapat menggunakan hukum distributif. Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mencari faktor persekutuan terbesar dari setiap suku aljabar.
Contoh soal :
a.
3x2
y + 6xy2
Jawab : 3x2 y
+ 6xy2FPB dari 3x2 y + 6xy2 adalah 3xy
jadi bentuk pemfaktorannya : 3x2 y + 6xy2 = 3xy ( x + 2y )
b.
2a2 + 8a2
b
Jawab : 2a2 +
8a2 bFPB dari 2a2 + 8a2 b = 2a
jadi , bentuk pemfaktorannya : 2a2 + 8a2 b = 2a ( a + 4ab )
2.
Faktorisasi
Bentuk x2 + 2xy + y2
Hasil
perkalian dari (x + y)2 adalah x2 + 2xy +
y2. Bentuk seperti ini disebut sebagai bentuk kuadrat sempurna.
Bentuk
kuadrat sempurna mempunyai beberapa ciri khusus, yaitu:
a. Koefisien peubah pangkat dua (x2) sama dengan 1.
b. Konstanta merupakan hasil kuadrat setengah koefisien x.
a. Koefisien peubah pangkat dua (x2) sama dengan 1.
b. Konstanta merupakan hasil kuadrat setengah koefisien x.
Contoh
soal :
Faktorkanlah
bentuk kuadrat sempurna dari x2 + 8x + 16!
Jawab
:
x2 + 8x + 16 = x2 +
4x + 4x + 16
= (x2 + 4x) + (4x + 16)
= x (x + 4) + 4(x + 4)
= (x + 4) (x + 4)
= (x + 4)2
= (x + 4)2
Jadi faktor dari x2 +
4x + 16 adalah (x + 4)2
3.
Faktorisasi
Bentuk Kuadrat ax2 + bx + c
a.
Pemfaktoran
Aljabar Dalam Bentuk ax2 + bx + c = 0 , dan a = 0
Contoh
soal :
a.
a 2
+ 7a + 12
jawab : a 2
+ 7a + 12 = ( a + 4 ) ( a + 3 )
karena angka 4 dan 3 diatas
apabila 4 + 3 = 7 dan 4 x 3 = 12
b.
p2
+ 6p +8
jawab : p2 + 6p + 8 = ( p + 2 ) ( p + 4 )
karena angka 2 dan 4 diatas
apabila 2 + 4 = 6 dan apabila 2 x 4 = 8
a.
Pemfaktoran
Aljabar Dalam Bentuk
ax2 + bx + c = 0 , dan a ≠ 0
Contoh soal :
2x2 + 11x – 6
a x c = m x n , m + n = b
jadi , angka yang cocok adalah 12
dan – 1 , karena 2 x -6 = 12 x -1 dan 12 + ( -1 ) = 11 maka
2x2 + 11x – 6 = 2x2 + 12x – x – 6
= 2x ( x + 6 ) -( x + 6 )
= ( 2x -1 ) ( x + 6 )
https://idschool.net/smp/operasi-hitung-bentuk-aljabar/
https://rumusrumus.com/rumus-pemfaktoran-aljabar/
https://rumusrumus.com/rumus-perpangkatan-aljabar/
https://www.scribd.com/doc/212221871/SEJARAH-ALJABAR
Komentar
Posting Komentar